>
Awalilah harimu dengan senyuman, pasti engkau akan manutup hari itu juga dengan senyuman
Home » , » Memori

Memori

Jumat, 07 Februari 2014 | 0 komentar



      Memori adalah satu sistem pengolahan informasi. Satu kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi pada masa mendatang. Misalnya kita melihat film, lalu kita simpan dan menceritakan pada orang lain. Memori involved dengan persepsi, informasi yang kita terima diubah (diproses/diolah) bentuknya sehingga bisa disimpan di otak menjadi simbol-simbol tertentu atau gelombang listrik tertentu yang sesuai dan masuk dalam otak, ini disebut proses encoding. Setelah encoding baru informasi itu di refensi, atau disimpan, dimasukan ke dalam gudang otak (storage). Maka, kalau belajar jangan dihapal tapi dimengerti yang penting temukan logikanya. Dalam mengingat kita punya satu sistem. Jadi encoding tiap orang tidaklah sama.

Ada tiga macam memori : 
  1. Memori sensoris, proses penyimpanan memori melalui jalur syaraf sensoris yang berlangsung cepat. Contoh : bau ikan asin akan cepat hilang, tapi kita bisa ingat bau masakan ibu kita. Misalnya melihat anjing jalan pincang, karena kita penyayang anjing, kita langsung ambil tindakan.
  2. Memori jangka pendek, suatu proses penyimpanan memori untuk sementara saja (working memories). Memori ini hanya kita simpan untuk sementara saja dan bisa di-recall saat kita butuhkan. Misalnya : nomor telepon, nomor dan jalan rumah.
  3. Memori jangka panjang, penyimpanan memori yang relatif permanen, sebab sangat penting.
     Ketiga memori ini berhubungan erat sebab informasi dimasukan ke memor sensoris, sejumlah tertentu dimasukan ke dalam memori jangka pendek. Sesuatu yang penting diolah, agar lebih lama mengingatnya (misal: menulis paper). Ada juga yang tidak disimpan, Nah lo kok ada yang lupa ???

Bagaimana proses lupa terjadi ?? ada dua teori :
  1. Decay Theory : Memori selalu mempunyai jejak (memory trace) dimana kita bisa mengingat kembali. Dengan berlalunya waktu jika tidak diulang kembali ternyata ingatan lama-kelamaan hilang(aus). Teori ini sangat mengandalkan asumsi setiap informasi itu akan meninggalkan bekas. Kalau tidak diingat, pengalaman bisa membuat traumatik. Sering ini ditekan di bawah alam sadar. Jadi teori ini berlaku dalam situasi normal. Kalau sampai trauma (tidak normal) membutuhkan pengalaman dan pengertian yang lebih dalam. Kita perlu mengeluarkan sesuatu yang ada di bawah alam sadarnya.
  2. Interferency Theory : Informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang itu masih ada, tidak menjadi aus, tidak hilang, tetapi tertumpuk dengan informasi lain sehingga yang satu mengganggu proses mengingat informasi yang lain. Informasi mana yang diganggu, yang baru atau yang lama? Misalnya ketemu musuh yang sudah minta maaf, tidak diingat. Mengapa ini? Hatinya sangat terluka. Jadi kekuatan memori itu terganggu apa? 
     Kasus : seorang anak yang biasa menghabiskan uang orang tuanya, berfoya-foya,main judi. Namun ketika ditanya, dia tidak mengaku, selalu mengatakan habis untuk ini dan itu. Apakah ini bohong? Bisakah kita mengikuti jejak ingatannya? Ia adalah orang yang tertutup. Bagaimana kalau ia mengatakan lupa? Belum tentu ia lupa. Lupa disini bukan lupa yang benar-benar (teori Decay)

Ingatan itu dipengaruhi :
  • Sifat pembawaan dari seseorang. Mungkin sejak kecil dia diperlakukan seperti itu. Secara genetika anak bisa mewarisi ingatan orang tua yang tajam, misal IQ yang baik. Ada orang yang IQ-nya baik punya photografic memory yakni kemampuan membaca sesuatu yang langsung teringat seumur hidup.
  • Kondisi tubuh : sakit, kurang tidur, dan lain-lain. 
  • Usia, Ada yang disebut ingatan mekanis, yakni ingatan untuk kesan-kesan pengindraan yang tajam bagi umur 10-15 tahun; Kedua ada ingatan logis, untuk umur 15-50 tahun. Daya ingat untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian.
  • Kondisi psikis seseorang : emosi, kemauan. Emosi itu banyak pengaruhnya. Misalnya seorang yang takut, cemas, gugup, ragu, pemalu, minder, juga pengaruh emosi yang disugesti. Orang yang sensitif itu mudah kena pengaruh. Khususnya orang yang miskin emosi, yakni emosinya tidak berkembang dengan baik. Mereka biasanya dilahirkan dari keluarga yang dysfunction. Emosi ini berkaitan dengan persepsi dan ingatan. 
Ingatan punya kualitas :
  • Ingatan yang cepat dan mudah menerima kesan. Punya photografic memory.
  • Ingatan yang luas, ini bisa menerima banyak kesan sekaligus kesan ini mendalam. Orang yang punya ingatan luas biasanya punya banyak pengalaman hidup dan sering berfikir, dan sering mengevaluasi.
  • Ingatan yang kuat, kita bisa menyimpan kesan dalam waktu yang lama. Kualitasnya disini bekas-bekas memori ini kalau diingat kembali, kuat sekali.
  • Ingatan yang setia. Menyimpan kesan tanpa mengubah kesan semula. 
Keempat hal ini berkaitan satu dengan yang lain. Hubungan kualitaas ingatan dengan mengingat kembali produk dari ingatan ternyata kadang-kadang mengalami gangguan. Misalnya kadang-kadang kita katakan lupa, kita sedang apa ini? Kita sedang sulit memproduksi memori itu. Proses encoding-nya mungkin lemah. Jadi kita perlu melatih encoding. Ini masih normal.

Ada beberapa ingatan yang tidak normal :
  • Amnesia, kehilangan ingatan secara partial atau total, dalam waktu tertentu (jangka pendek) terhadap peristiwa tertentu. Biasanya saat mengalami gagar otak.
  • Depersonalisasi, kita tidak kenal orang disekitar kita. Ini sudah abnormal, ini terjadi pada skizofrenia dan kerasukan.
  • Paramnesia, seolah-olah kita sudah alami padahal belum. Apa bedanya dengan deluasi? Delusi itu proses mekanisme pertahanan diri. Misalnya : seolah kita pernah ketemu si X, padahal belum. kalau paramnesia ingatan yang terganggu sehingga seolah-olah pernah mengalami padahal belum. Ini sering terjadi pada orang tua, biasa disebut pikun. Sudah makan dibilang belum, belum makan dibilang sudah.
  • Retograde amnesia, hilangnya ingatan tentang kejadian yang mendahului kecelakaan. Setelah gagar otak sembuh, ingatan itu bisa kembali.


Sumber : Buku " Perlengkapan seorang konselor" hal 104-108. Julianto Simanjuntak 


Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014. Tyas Apriyanto - All Rights Reserved